Monday, February 10, 2014

Upgrade Skill

Seorang teman yang kebetulan seorang pengusaha, suatu hari bertemu dengan saya. Kebetulan beliau adalah pemilik authorized dealer salah satu merek kendaraan roda empat.

Beliau bercerita bahwa saat ini lagi berencana merenovasi tempat usahanya yang kebetulan berada di kawasan Undaan, Surabaya. Beliau bilang, dealer mobil miliknya itu sudah waktunya dirombak penampilannya. Model bangunan dan etalase depannya sudah terlalu kuno dan tidak terawat.

Tentu saja, saya ikut menimpali. Bila dibandingkan dengan showroom-showroom mobil lain yang belakangan bermunculan di kota ini. Jelas showroom milik teman saya ini tampak ketinggalan jaman. Belum lagi personel yang melayani calon pembeli di bagian depan, sudah lanjut usia, kuno dan kelihatan ogah2an.

Mendengar komentar saya, beliau kelihatan kurang terima. Mereka ini sudah ikut saya lama, sudah berjasa dan sudah bekerja belasan tahun, begitulah dia mencoba membela keberadaan anak buahnya.

Tetapi sayang, saya tetap berusaha memberinya pengertian. Coba seandainya kita letakkan posisi sebagai calon pembeli yang hendak membelanjakan uang untuk sebuah mobil. Sudah barang tentu saya akan memilih showroom yang nyaman, mewah, harga bagus, disediain kopi panas gratis barangkali dan disambut oleh sales executive yang berpenampilan menarik, supel dan mahir mengkomunikasikan harapan calon pembeli.

Teman saya baru tersadar, dan mengakui penampilan kurang menjual para karyawan lamanya yang berjajar di counter depan. "Mereka memang tidak lagi begitu memperhatikan penampilan, tidak lagi mengikuti perkembangan teknologi". Dan sudah pasti, mereka juga kurang mengupgrade kemampuan berkomunikasi dengan pelanggan.

Melihat kenyataan di atas rasanya kita baru sadar, banyak juga di antara kita yang juga terjebak dalam situasi tersebut; Usia yang sudah gak muda lagi, masa kerja yang cukup lama, tidak ada peningkatan karir, gaji yang mungkin saja pas2an, kerja hanya mengikuti rutinitas saja, malas untuk kembali belajar, malas mengikuti perkembangan jaman, malas mengikuti teknologi dan terakhir malas merawat penampilan.

Pada akhirnya, orang2 macam ini pasti akan tersingkir dengan mudah oleh yang muda2. Kunci utama untuk mempertahankan eksistensi kita adalah dengan meng-upgrade skill kita

Mungkin saja kita masih bisa terlena pengalaman hidup kita di masa2 lalu yang tentu lebih kenyang dibanding dengan para generasi muda, terlalu bangga dengan prestasi kita di masa-masa lalu ataupun posisi karir kita yang mungkin sudah cukup lumayan saat ini. Tetapi, tanpa meng-update pengetahuan, kemampuan dan motivasi dengan sesuatu yang selalu baru, maka bersiaplah untuk disingkirkan.